Pusat Studi dan Gender Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (LPPM-UINSU) melaksanakan kegiatan Workshop Pendidikan Keluarga Dalam Pencegahan Stunting pada Rabu 14/09 di Hotel Royal Suite Condotel Medan.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua LPPM UINSU Medan, Dr. Nispul Khoiri, M. Ag, yang dalam sambutannya menyampaikan stunting menjadi salah satu program nasional yang harus didukung.
“Stunting merupakan bagian dari salah satu masalah kesehatan masyarakat secara nasional, termasuk juga adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kurang gizi kronis dan infeksi yang berulang yang ditandai dengan pendek dan tingginya badan di bawah standar, lemahnya kemampuan daya pikir anak dalam pelajaran dan penyakit kronis serta lainnya, “ujarnya.
“Dampak negatifnya cukup besar dan meluas persoalan ini harus menjadi perhatian serius dan terfokus oleh semua pihak.
Oleh sebab itu workshop ini dipandang perlu digelar sebagai bentuk komitmen UINSU angka menurunkan stunting di Sumut, “ungkap nispul.
Sebelumnya LPPM UINSU melalui Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), juga telah melaksanakan workshop pencegahan stunting di Kabupaten Batubara mengajak Pemerintah Daerah dan Masyarakat, ke depan LPPM UINSU terus ikut serta dan membantu Pemerintah untuk menurunkan kasus stunting melalui berbagai program sosialisasi dan kebijakan di lakukan di berbagai daerah Kab/Kota Se-Sumut.
Kemudian Nispul menjelaskan, UINSU telah ikut serta dan membantu Pemerintah dalam memargetkan Prevalensi Stunting di Sumut.
“Sejauh ini UINSU turut serta membantu Pemerintah Sumut untuk pencapaian dan target Prevalensi Stunting turun menjadi 14 % pada tahun 2024 mendatang, sebelumnya berada pada posisi 21 % atau Jumlah keluarga beresiko Stunting termasuk cukup tinggi mencapai 1.166.929 keluarga, penurunan angka ini tidak akan sulit apabila seluruh komponen mau memecah masalah secara bersama – sama, “terangnya.
“Keluarga memiliki peran dan andil yang sangat penting terutama dalam memberikan praktek pengasuhan dan menciptakan lingkungan bersih disertai sanitasi sesuai standar kesehatan. Keluarga beresiko Stunting adalah keluarga memiliki satu atau lebih faktor resiko terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri, calon pengantin, ibu hamil, anak usia 0 – 23 bulan, anak usia 24 – 59 bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, air minum tidak layak dan lainnya, “Pungkas Nispul.
Fitri Hariyati, Kapus PSGA LPPM UINSU sekaligus Ketua Panitia menjelaskan.
“Workshop ini menghadirkan narasumber, Dr. Mahdia DCN. M.Kes (Poltekes Medan) dan Dr. Siti Saidah Nasutian M.Kes (USU), diikuti oleh para peserta dosen, LSM anak, PKK sekecamatan kota Medan dan Mahasiswa. Semoga kehadiran peserta akan membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat luas akan pentingnya pendekatan pendidikan keluarga sebagai salah satu pencegahan stunting, “tutupnya.