Yala, Thailand – 10 Agustus 2025
Setelah menjalani pengabdian selama kurang lebih 25 hari, sebanyak 10 mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) resmi mengakhiri program Kuliah Kerja Nyata Internasional (KKN Internasional) di Thamavitya Mulniti School, Thailand. Dalam suasana hangat dan penuh keharuan, perpisahan ini menjadi bukti kuat atas keterikatan emosional dan nilai-nilai pengabdian lintas budaya yang telah terjalin erat antara mahasiswa dan komunitas sekolah.
Dalam sambutan penutupan, perwakilan dari pihak sekolah menyampaikan apresiasi mendalam atas kontribusi mahasiswa/i UINSU yang telah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pendampingan santri. “Kehadiran mahasiswa/i dari UINSU telah memberi warna baru bagi kami. Mereka bukan hanya membantu proses belajar, tetapi juga memperluas wawasan para santri. Kami membuka ruang selebar-lebarnya, bahkan bukan hanya untuk KKN, melainkan jika ingin kembali sebagai pengajar,” ujar pihak sekolah, seraya menyampaikan permohonan maaf atas segala keterbatasan yang mungkin dirasakan selama program berlangsung.
Sebagai perwakilan mahasiswa, Hidayatut Thomaroh, ketua kelompok, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada pihak sekolah dan seluruh civitas Thamavitya. Dalam sambutannya, Thomaroh menegaskan bahwa pengalaman ini tidak hanya membentuk karakter akademik, tetapi juga spiritualitas sosial. “Kami bersyukur diberi ruang untuk mengabdi di sekolah yang luar biasa ini. Mohon dimaafkan bila ada kekhilafan dalam tutur dan laku. Semoga perpisahan ini bukan akhir, melainkan awal dari jalinan silaturahmi yang lebih erat,” ucapnya.
Ungkapan perpisahan juga disampaikan oleh Tursity Attatwa Idinastika (Dina), yang menyoroti nilai pembelajaran dua arah antara mahasiswa dan santri. “Mungkin kami belum sempurna dalam mengajar, namun kami yakin ada nilai-nilai kebaikan yang tertanam. Terima kasih atas pelukan hangat dan sambutan penuh cinta. Kami berharap bisa kembali, bukan sebagai peserta KKN, tetapi sebagai pengabdi ilmu sejati,” ungkapnya dengan haru.
Tak ketinggalan, Ryanda Iqbaal Pradipta Widadi turut menyampaikan pesan penutup, menyebut masa pengabdian ini sebagai salah satu pengalaman terbaik dalam hidupnya. “Kami dikelilingi oleh orang-orang baik, lingkungan ramah, dan semangat belajar yang luar biasa dari para santri. Semua itu menjadikan waktu 25 hari ini terasa terlalu singkat,” ucapnya.
Acara ditutup dengan foto bersama antara mahasiswa dan seluruh pihak sekolah, sebagai simbol kebersamaan dan kenangan abadi atas perjalanan pengabdian lintas negara ini.

