LP2M UIN Sumatera Utara Apresiasi KKN Nusantara V Tahun 2025: Praktik Moderasi Beragama dan Ekoteologi dalam Aksi Nyata Mahasiswa

Kulonprogo, 7 Agustus 2025
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sumatera Utara menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) KKN Nusantara V tahun 2025 yang berlangsung di Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan mengusung tema “Merawat Ekoteologi, Membangun Negeri”, kegiatan ini menjadi wadah implementasi nyata nilai-nilai moderasi beragama, inovasi sosial, dan kepedulian ekologis yang dibangun oleh mahasiswa lintas kampus, termasuk delegasi dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selama tiga hari (5–7 Agustus 2025), rangkaian kegiatan monev diawali dengan Dialog Nusantara yang diselenggarakan di Gereja Santa Theresia Lisieux Paroki Boro Kalibawang, menghadirkan pemangku kepentingan strategis seperti perwakilan Gereja, Kesbangpol DIY, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DIY, serta Kementerian Agama RI. Dalam dialog tersebut, Dr. Adimin Diens dari Kemenag RI menegaskan bahwa KKN Nusantara edisi kelima ini menjadi tonggak awal implementasi KKN Moderasi, yang hasil pelaksanaannya dinilai melampaui ekspektasi awal perencanaan.

Simbolisasi kepedulian ekologis ditandai melalui penanaman pohon di lahan gereja, sebagai bentuk penguatan nilai ekoteologi lintas iman. Kegiatan monev dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke posko mahasiswa, seperti di Pedukuhan Tirip, Desa Banjararum, di mana para peserta KKN mempresentasikan ragam program berbasis inovasi dan keberlanjutan. Program-program unggulan yang dipaparkan antara lain: konversi sampah plastik menjadi paving block, pemberdayaan UMKM melalui branding produk lokal (tikar daun pandan), dan pendampingan legalitas usaha melalui pendaftaran NIB (Nomor Induk Berusaha).

Lebih dari sekadar pengabdian berbasis kerja program, mahasiswa juga hidup berdampingan dengan masyarakat, membaur dalam kehidupan sosial warga tanpa membedakan latar agama, kepercayaan, atau etnis. Pola interaksi ini menjadi representasi konkret dari semangat moderasi beragama yang inklusif dan toleran, yang tidak berhenti di ranah konseptual, melainkan ditransformasikan menjadi praktik kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini ditutup dengan pesan mendalam dari Dr. Adimin Diens, yang menyampaikan bahwa pengalaman KKN Nusantara ini adalah bukti otentik bahwa mahasiswa mampu menjadi agen perubahan dalam konteks keberagaman dan kepedulian lingkungan. Ia menekankan bahwa pendekatan lintas iman dan kolaborasi ekoteologis seperti ini layak dijadikan model pembelajaran transformatif di lingkungan perguruan tinggi keagamaan di seluruh Indonesia.

“KKN ini menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan sekadar jargon, tetapi bisa dijelmakan dalam aksi konkret. Mahasiswa telah menjadi jembatan solidaritas, hidup bersama masyarakat plural untuk merawat bumi dan membangun bangsa,” ujarnya menutup kegiatan.