A. Sekilas Sejarah Lahirnya IAIN SU Hingga Bertranformasi ke UINSU

            Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LP2M) menempati posisi penting dalam sebuah lembaga perguruan tinggi termasuk di UINSU. Kehadiran Perguruan Tinggi  substansinya  adalah melaksanakan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang terdiri tiga pilar yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat atau disebut dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Ini merupakan konsep penting sebagai pedoman bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Pendidikan dan pengajaran menjadi pilar  pertama dan utama untuk menjalan proses mengajar dengan tujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetisi dan kualifikasi dibutuhkan oleh masyarakat dan industri. Sedangkan penelitian menjadi pilar kedua dalam Tridarma Perguruan Tinggi untuk melaksanakan penelitian yang dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni. Terakhir pilar ketiga pengabdian masyarakat adalah melaksanakan berbagai program pengabdian guna membantu masyarakat. Tri Darma menjadi napas penting sebuah perguruan tinggi dibentuk dan dihadirkan seiring dengan penguatan pendirian Perguruan Tinggi itu sendiri.

            Kehadiran LP2M UINSU tidak terlepas dari sejarah pendirian UINSU yang sebelumnya disebut Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAINSU) didirikan pada tahun 1973. Eksistensi IAINSU dipandang menjadi kebutuhan provinsi Sumatera Utara (Sumut). Proses pendiriannya dimulai dengan didirikannya Fakultas Tarbiyah di Medan oleh H. Ibrahim Abdul Halim selaku Kepala Inpeksi Pendidikan Agama Provinsi Sumut kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan panitia  pendirian IAIN pada tanggal 24 Oktober 1960 yang diketuai oleh Letkol Inf. Raja Syahnan. Pada saat yang sama pula pada tahun 1967 melalui Yayasan KH. Zainul Arifin telah membuka fakultas syariah di Medan guna mengakomodasi kebutuhan terhadap penguatan tenaga ahli bidang syariah yang dirasakan relatif sedikit. Kedua fakultas ini menjadi embrio terbentuk IAINSU dan melalui kebijakan Menteri Agama Republik Indonesia Bapak KH. Moh Dahlan,  tepatnya pada tanggal 12 Oktober 1968 menyatukan kedua fakultas ini yang diresmikan di Aula Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dihadiri oleh berbagai tokoh daerah ini. Menteri Agama melalui SK No 224  dan 225 tahun 1968 menunjuk dan melantik Drs. Hasbi AR sebagai Pj. Dekan Fakultas  Tarbiyah dan T. Yafizham, SH sebagai Pj. Dekan Fakultas Syariah. Dengan demikian Provinsi Sumatera Utara telah memiliki dua fakultas agama (Tarbiyah – Syariah) berstatus negeri yang menjadi cabang dari IAIN Ar – Raniry Banda Aceh.

            Pada tanggal 19 Nopember 1973 IAINSU resmi didirikan  sebagai IAIN ke 14 di Indonesia, ditandai dengan pembacaan Piagam oleh Menteri Agama RI Bapak Prof. Dr. H. Mukti Ali dengan membuka dua fakultas yakni Fakultas Tarbiyah  berinduk  ke IAIN Imam Bonjol dan Fakultas Syariah berinduk  ke IAIN Ar- Raniry Banda Aceh. Kemudian pada perkembangannya IAINSU berdiri sendiri ditambah pula dibukanya fakuktas Ushuluddin yang sebelumnya berada di Padang Sidempuan  yang selama ini telah menjadi cabang IAIN Imam Bonjol Padang Sumatera Barat.  Selanjutnya pada tahun 1983 IAINSU memperluas fakultas dengan menambah pembukaan  fakultas Dakwah dimana  sebelumnya menjadi jurusan di fakultas Ushuluddin. Secara bertahap IAIN SU terus berkembang pesat  hingga terbentuknya Pascasarjana tahun 1994 jenjang Strata Dua (S2) Jurusan Dirasah Islamiyah dan pada tahun 2004 dibuka pula Program Pascasarjana  untuk jenjang Strata Tuga (S3) hingga kemudian IAINSU bertransformasi menjadi UINSU yang disetujui melalui Perpres No 131/2014 tanggal 16 Oktober 2014 oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhono. Hal ini menjadi sejarah penting langkah besar  UINSU tidak saja semakin memajukan aset daerah ini, tetapi juga berkontrinbusi besar terhadap pengembangan masyarakat secara nyata melalui penerapan Tri Darma. UINSU-pun semakin berbenah diri mengembangkan fakultas – fakultas umum yang saat ini terdiri dari : Fakultas Sains dan Teknologi, fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Ekononomi Bisnis Islam. Begitu pula pengembangan kampus yang lebih dari satu. Untuk kampus III Durian Jangak Tuntungan ditempati oleh  semua fakultas umum.

B. Sejarah Berdirinya LP2M

            Semangat mendirikan IAINSU- UINSU tidak terlepas dari penerapan Tri Darma perguruan tinggi yakni proses pendidikan pengajaran, penelitian hingga pengabdian masyarakat. Ketiga darma saling interkonektivitas satu dengan lainnya. Pada darma pendidikan dan pengajaran substansinya adalah menyediakan kurikulum yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan IAIN – UINSU dan masyarakat, menggunakan metode pengajaran efektif  untuk mendukung proses pembelajaran mahasiswa  dan melakukan monitoring evaluasi pembelajaran dan lainnya. Pada darma penelitian melakukan pegembangan budaya penelitian di kalangan dosen dan mahasiswa, menyediakan fasilitas dan dukungan anggaran mendukung penelitian dan mendorong publikasi hasil penelitian secara berkala. Pada darma pengabdian masyarakat juga tidak kalah penting adalah memberikan penguatan pelaksanaan kegiatan dan pengabdian kepada masyarakat, mendorong partisipasi aktif dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian masyarakat, mengevaluasi – menyampaikan laporan hasil kegiatan pengabdian dan berbagi substansi lainnya.  Karena itu Tri darma menjadi pilar penting dalam penguatan IAIN SU. Hanya saja di awal – awal pendirian IAINSU eksistensi LP2M masih bersifat sederhana dan ketika itu antara lembaga penelitian dengan lembaga pengabdian masyarakat masih terpisah, walaupun semangat darma penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tetap menjadi napas pergerakan IAINSU bersama – sama dengan darma pendidikan pengajaran.

            Kesadaran mendirikan LP2M dipandang perlu mengingat tugas dan fungsi lembaga ini cukup strategis dan urgen. Embrio LP2M dimulai didirikannya  Lembaga Ilmiah dan Penerbitan (LIP) tepatnya pada tahun 1973 sekarang disebut pusat penelitian dan penerbitan (Puslipen) kemudian menyusul didirikannya lembaga pengabdian masyarakat sekarang disebut pusat pengabdian kepada masyarakat (PKM). LIP pertama kali dipimpin oleh Bapak Hasan Salim  Al – Habsy kemudian digantikan oleh Ibu Dra. Chalijah Hasan sampai  tahun 1980. Kemudian kepemimpinan  LIP dilanjutkan oleh Bapak Drs. Agus Salim Lubis. Maka sejak tahun 1973 – 1982 berbagai produk penelitian menjadi output penting dalam penguatan Tri Darma Perguruan Tinggi, seiring tahun 1981 – 1982 pemerintah telah  memberikan hibah penelitian kepada IAINSU dengan ditetapkannya  sebanyak lima orang setiap tahunnya mendapatkan bantuan penelitian dari Departemen Agama RI. Begitulah seterusnya proses estapet kepemimpinan LIP bertransformasi hingga difusikan dengan LP2M dimulai masa kepemimpinan Prof. Dr. Abbas Pulungan, Prof. Dr. H. Hasymsah Nasution, Prof Dr. Pagar Hasibuan, Prof. Dr. Hasan Sadzali dan saat ini (2023 – 2027) dipimpin oleh Dr. H. Nispul Khoiri, M.Ag.

            Begitupula Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dibentuk  pada bulan Juli tahun 1979 dengan menunjuk Drs. Harun Harahap sebagai Ketua dan Drs. Muh. Husni sebagai Sekretaris. Kemudian pada tahun 1982 Ketua LPM dilanjutkan oleh Drs. H. Maratua Simanjuntak dan sebagai Sekretaris Drs. Muh. Husni. Pada masa kepemimpinan Drs. H. Maratua Simanjuntak LPM IAINSU mulai dilengkapi  bidang – bidang seperti bidang  penyuluhan dan bimbingan. Maka  tugas dan fungsi LPM diorientasikan kepada : (1). Pengabdian masyarakat sebagai suatu kegiatan untuk menunjang kurikulum (2). Pengabdian masyarakat sesuai dengan tuntutan masyarakat dan pembangunan.

            Gebrakan yang dilakukan LPM ketika itu cukup dirasakan oleh masyarakat sekaligus menunjukkan kontribusi IAINSU cukup nyata kepada daerah. LPM – LP2M hadir untuk masyarakat melalui ragam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) setiap tahunnya. Maka berdasarkan catatan sejarah  sejak tahun 1976 – 1982 terdapat delapan angkatan LPM IAINSU telah melaksanakan KKN mahasiswa  yakni : (1). Angkatan  I pada tahun 1976 di 10 desa  Kabupaten  Langkat dan Kabupaten Asahan dengan sebanyak 20 orang peserta (2). Angkatan II tahun 1978  di 40 desa Kabupaten  Deli Serdang, Karo, Simalungun, Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan dengan sebanyak 80 orang peserta (3). Angkatan III pada tahun 1979 di 80 desa Kabupaten Deli Serdang dan Karo diikuti sebanyak 80 orang peserta (4). Angkatan IV tahun 1980 untuk 40 desa di Kabupaten Deli Serdang, Karo, Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah sebanyak 80 orang peserta (5). Angkatan V pada tahun 1981 untuk 50 desa di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Asahan, Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan sebanyak 100 orang peserta (6). Angkatan VI tahun 1981 untuk 69 desa di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Asahan dan Simalungun sebanyak 138 peserta (7). Angkatan VII tahun 1982 untuk 75 desa Kota Madya Medan, Kabupaten Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Langkat, Tapanuli Selatan sebanyak 150 peserta (8).  Angkatan VIII tahun 1983 untuk 75 desa di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Asahan, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan sebanyak 150 orang peserta. Begitulah seterusnya dari tahun ke tahun hingga saat ini program pengabdian masyarakat (KKN) terus dilaksanakan. Bahkan pola KKN diperluas mulai dari KKN reguler, mandiri, Nusantara hingga internasional dibawah tata kelola LP2M.

            Transformasi LIP dan LPM menjadi LP2M sebuah sinergitas kuat dalam merespon kebutuhan dua darma yang tidak kalah pentingnya dengan darma pendidikan dan pengajaran yakni penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiganya harus difusikan menjadi Tridarma Perguruan Tinggi diorganisir guna menumbuh ekosistem pendidikan, penelitian dan pengabdian serta pusat studi gender dan anak di lingkungan UINSU. Tercatat sejak berdirinya LIP dan LPM hingga menjadi LP2M telah disentuh oleh tangan – tangan dengan pikiran dan aksi hebat  dalam membangun IAINSU – UINSU.