Seminar Internasional di FUSI Tekankan Pentingnya Dekolonisasi Keilmuan Islam melalui Nusantaranisasi


Jakarta, 15 Mei 2024 – Proses dekolonisasi dalam berbagai bidang, termasuk keilmuan, menjadi topik utama dalam sebuah seminar internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI). Seminar yang mengusung tema “Nusantarazation: Decolonization of Knowledge and The Role of Islam” ini menyoroti dampak kolonisasi keilmuan, terutama dalam konteks pengkajian Islam di wilayah-wilayah yang pernah mengalami kolonialisme.

Dalam seminar ini, Mohammad Reevany Bustami, PhD, Kepala Pusat Penelitian Nusantara Malay Archipelago di Universiti Sains Malaysia, menjadi narasumber utama. Beliau menekankan pentingnya memulai proyek dekolonisasi dengan konsep Nusantaranisasi, yang bertujuan untuk menjaga dan mengangkat kearifan lokal dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam studi Islam.

Wakil Dekan bidang Akademik FUSI, Dr. Elly Warnisyah Harahap, dalam sambutannya menyatakan bahwa FUSI berkomitmen penuh untuk mendorong proyek dekolonisasi keilmuan Islam di Indonesia. Ia menegaskan bahwa langkah ini penting untuk mencapai kemandirian dalam pengkajian Islam yang berakar pada kearifan lokal dan kontekstualitas Nusantara.

Tujuan Seminar

Seminar ini memiliki beberapa tujuan utama, antara lain menggagas proyek dekolonisasi keilmuan, memperkenalkan konsep Nusantaranisasi, serta mendorong kemandirian keilmuan Islam di Indonesia. Melalui seminar ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang adanya kolonisasi dalam bidang keilmuan, khususnya dalam pengkajian Islam, serta memperluas wawasan tentang pendekatan-pendekatan alternatif yang menghargai konteks lokal.

Manfaat Seminar

Seminar ini diharapkan memberikan berbagai manfaat, termasuk peningkatan kesadaran tentang kolonisasi keilmuan, pengenalan konsep Nusantaranisasi, serta dorongan untuk kemandirian keilmuan Islam di Indonesia. Selain itu, seminar ini juga berpotensi untuk menghasilkan kajian keilmuan yang lebih beragam dan inklusif, yang dapat memperkaya dialog keilmuan dan menciptakan ruang bagi berbagai perspektif dan pendekatan dalam memahami Islam.

Rangkaian Acara

Acara seminar ini dibuka dengan sambutan dari Wakil Dekan bidang Akademik FUSI, Dr. Elly Warnisyah Harahap, diikuti dengan paparan dari Mohammad Reevany Bustami yang menjadi sesi utama konferensi. Setelah itu, dilanjutkan dengan diskusi panel yang melibatkan narasumber dan para ahli terkait, serta sesi presentasi dan diskusi makalah dari peserta seminar.

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan refleksi, di mana para peserta dapat berbagi pemikiran dan belajar lebih lanjut tentang konsep-konsep yang dibahas. Sesi penutupan menyampaikan kesimpulan dari konferensi, dengan ucapan terima kasih kepada semua peserta, narasumber, dan penyelenggara acara.

Kesimpulan

FUSI berkomitmen untuk terus mendorong dekolonisasi keilmuan di Indonesia melalui pengkajian dan riset yang lebih intensif terkait dekolonisasi keilmuan Nusantara. Seminar ini mencerminkan upaya strategis untuk memastikan bahwa pengkajian Islam di Indonesia tidak hanya mengikuti pola dan metodologi dari luar, tetapi juga menghargai dan mengembangkan pengetahuan lokal yang relevan dengan konteks budaya dan sosial masyarakat Indonesia.