Workshop Integrasi Penelitian & PKM dalam Kurikulum Pembelajaran di UINSU: ABCD Jadi Kerangka Utama Penguatan Pembelajaran Berbasis Pengabdian

Medan — Kamis, 23 Oktober 2025
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sumatera Utara menyelenggarakan “Workshop Integrasi Penelitian dan PKM dalam Kurikulum Pembelajaran.” Kegiatan dihadiri dosen serta mahasiswa UIN Sumatera Utara, dan dibuka oleh Ketua LP2M, Prof. Dr. Nispul Khoiri, M.Ag. Dalam pengantar, beliau menekankan pentingnya pelibatan mahasiswa dalam riset dan pengabdian dosen, bukan hanya sebagai syarat administrasi, tetapi sebagai pengalaman lapangan yang memperkuat keterampilan penelitian, memudahkan pengambilan data, dan memberi nilai tambah akademik bagi program studi.

Sesi materi utama disampaikan oleh Dr. Mawi Khusni Albar, M.Pd.I dengan fokus pada pendekatan Asset Based Community-Driven Development (ABCD) sebagai kerangka integrasi riset–PKM di kelas dan lapangan. Dr. Mawi menggarisbawahi pergeseran paradigma pengabdian dari pola charity (bansos) atau sekadar project menuju transformasi sosial (social change) yang menekankan keberdayaan, keberlanjutan, dan knowledge democracy.

“ABCD mendorong pembangunan yang ‘digagas dan digerakkan komunitas sendiri’ (community-driven). Kerja kita adalah menemukan, menguatkan, dan menyinergikan aset yang sudah ada, bukan memulai dari kekurangan,” ujar Dr. Mawi, menekankan bahwa setiap orang dan setiap komunitas punya potensi yang bisa diaktifkan melalui kemitraan dan partisipasi bermakna.

Pada tahap persiapan ABCD, narasumber menekankan pentingnya inkulturasi: membangun komunikasi sosial, memahami tradisi dan peran lembaga lokal, memetakan tokoh kunci, menyamakan mindset, dan menumbuhkan trust building. Prinsip heliotropik—komunitas tumbuh ke arah sumber energi positif, diintegrasikan lewat Appreciative Inquiry (menggali pengalaman puncak dan kapasitas sukses masa lalu) sehingga budaya “melihat kekuatan” menggantikan budaya “melihat kekurangan”.

“Komunitas tumbuh ke arah yang memberi mereka kehidupan dan energi. Karena itu kita mulai dari cerita keberhasilan, bukan dari daftar masalah,” terang Dr. Mawi saat menjelaskan AI dan prinsip heliotropik sebagai fondasi perubahan.

Dr. Mawi kemudian memaparkan tahapan 5D (Discovery–Dream–Design–Define–Destiny).

  • Discovery: pemetaan aset (individu, sosial-budaya, institusi, finansial, fisik, sumber daya alam) melalui transect, pemetaan wilayah, skill mapping, historical timeline, hingga wawancara apresiatif dan dokumenter.
  • Dream: merumuskan mimpi/visi bersama, mengidentifikasi low-hanging fruit—peluang termudah yang bisa segera dicapai berbasis aset komunitas.
  • Design: merancang strategi dan kolaborasi konkret, membangun kemitraan, mengurangi ketergantungan pada pihak luar.
  • Define & Destiny: menjalankan rencana, bergotong-royong mewujudkan visi, serta monitoring–evaluation untuk menilai perkembangan outcome.

“Mulailah dari low-hanging fruit agar komunitas merasakan hasil cepat, lalu bertahap naik ke proyek yang lebih menantang. Keberhasilan kecil membangun energi dan kepemimpinan warga,” papar Dr. Mawi.

Dalam konteks integrasi ke kurikulum, narasumber mendorong dosen menautkan siklus riset–PKM dengan luaran pembelajaran: artikel ilmiah pengabdian, media populer proses pemberdayaan, dan dokumentasi berbasis standar. Ia mengacu pada struktur penulisan yang sistematis (abstrak, pendahuluan/analisis situasi, metode, termasuk strategi ABCD dan community engagement, hasil–pembahasan, kesimpulan–rekomendasi), serta payung kebijakan pengabdian di PTKI.

“Kurikulum perlu memuat integrasi riset–PKM. Setiap pengabdian seyogianya berakhir dengan artikel dan pembelajaran reflektif yang kembali ke kelas. Dengan begitu, mahasiswa belajar metodologi berbasis komunitas, bukan sekadar memenuhi SKS,” tegasnya.

Melalui workshop ini, LP2M menyiapkan langkah tindak lanjut: pemetaan mata kuliah yang relevan dengan proyek PKM, penyusunan rubric luaran berbasis ABCD, serta pendampingan dosen–mahasiswa untuk menerapkan inklusivitas, partisipasi, dan kemitraan dalam praktik pengabdian lintas prodi. Pendekatan tersebut diharapkan memperkuat daya saing akademik sekaligus dampak sosial kegiatan pembelajaran di UIN Sumatera Utara.