Dr.H.M.Syukri Albani Nasution, MA: “Memasyarakatkan Al-Qur’an”

Oleh: Dr.H.M.Syukri Albani Nasution, MA

(Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat UIN SU)

Muasabaqah Tilawatil Quran XXXVIII Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022 akan diadakan di UIN Sumatera Utara sebagai tuan rumah. Hal ini menjadi prestasi luar biasa, mengingat perguruan tinggi belum pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan tingkat Provinsi. Bagi UIN Sumatera Utara ini menjadi pernyataan yang tegas bahwa integrasi keilmuan menjadi nilai utama dalam setiap tujuan pembelajaran, termasuk menghubungkan alquran dengan pengembangan kehidupan social.

Salah satu warisan Nabi Muhammad bagi ummatnya adalah Al-Quran. Harapan yang besar dari Nabi Muhammad, kelak ummatnya bisa menjalankan kehidupan dengan nilai-nilai Qurani. Selain itu, Al-Quran juga menjadi media ampuh bagi manusia untuk meneguhkan dirinya, baik dari godaan dzahir maupun bathin. Sebab itulah mengapa banyak orang yang ketika bersedih, ketika gundah gulana menjadikan Al-Quran sebagai sahabatnya untuk mengobati rasa itu. Inilah salah satu “I’jaz” kemukjizatan Al-Quran yang bisa dirasakan langsung bagi siapa saja yang membaca dan memahaminya.

Ada satu pepatah arab yang menegaskan “ Umat Islam akan mundur jika meninggalkan kitabnya, sebaliknya umat selain Islam akan maju jika meninggalkan kalimatnya”. Meski eksistensi pepatah arab ini memiliki ragam pemaknaan, paling tidak, kita bisa menyadari bahwa Al-Quran bisa menjadi sarana umat Islam untuk maju, berkembang tidak hanya dalam masalah ke-akhiratan tapi juga keduniaan.

Meminjam istilah Quraish Shihab, ada beberapa pendekatan untuk memaknai Al-Quran di tengah-tengah umat Islam. Pertama, Al-Quran digunakan dengan pendekatan Mymical Reading. Al-Quran menjadi sarana bacaan bagi umat Islam dan memberikan suasana supra rasional bagi siapa saja yang membacanya. Bagi masyarakat awam, dengan membaca Al-Quran saja, sudah memberikan nilai tersendiri bagi kedamaian dan ketenangan diri dan jiwa.

Kedua, dengan pendekatan Mystical Reading, yaitu memahami Alquran dengan nuansa yang bisa melahirkan harapan. Dengan pemahaman ini pula banyak orang yang mengamalkan ayat dan Surat-Surat tertentu untuk mendapatkan sesuatu, atau meraih sesuatu. Ini juga membuktikan bahwa Al-Quran menjadi sarana lain dari masyarakat sebagai perantara kepada Allah untuk mendapatkannya.

Ketiga, dengan pendekatan Analytical Reading. Melalui pendekatan inilah seharusnya umat Islam bisa merasakan secara utuh betapa Al-Quran menjadi Hudaan (petunjuk) bagi semua manusia. Dengan segala pemahamannya dan pemaknaannya, baik yang muhkam maupun mutasyabih. Penggalian Al-Quran dengan mempelajarinya, menganalisa akan mengantarkan umat Islam sampai pada tujuan Islam itu sendiri.

Umat Islam seharusnya menjadikan Al Qur`an penting dalam kehidupan bukan terikat waktu, terikat keadaan tertentu dan terikat hal hal yang sifatnya kondisional. Berakrab diri dengan Al Qur`an akan secara otomatis memberikan nilai yang tidak dapat diteorikan lewat kalimat ilmiah sekalipun. Ketenangan hati, kesejukan jiwa, kekuatan bathin, keoptimisan hidup, dan beragam keadaan lainnya akan menyertai hidup manakala telah menjadikan Al Qur`an penting dalam kehidupan.

Selanjutnya Allah juga dalam ayat lain memberi tantangan terhadap siapa saja yang bisa membuat semisal Al Qur`an “ Dan jika kamu berada dalam keragu-raguan tentang Al Qur`an yang telah kami turunkan kepada hambaKu Muhammad, maka buat saja satu surat yang sama persis dengannya dan ajaklah teman temanmu selain Allah, jika memang kamu adalah orang orang yang benar “(QS Al Baqarah 23). Dalam ayat ini justru Allah memberi tantangan bagi orang yang merasa “ ragu” terhadap keautentikan Al Qur`an. oleh karenanya, orang yang masih malas dan susah untuk dekat dan akrab dengan Al Qur`an berarti memberi indikasi “ ragu” terhadap Al Qur`an. tantangan tersebut seharusnya menjadi penguat bagi kamu muslimin untuk memaknai Al Qur`an dengan arti yang bisa mempengaruhi diri menuju kualitas kehambaan yang sempurna.

Al Qur`an sebagai Hikmah yang Supra Rasional

Al Qur`an akan menjadi “Hudaan/ petunjuk” yang dijanjikan Allah jika  kita memposisikan Al qur`an sebagai sahabat hidup yang selalu akrab dalam setiap saat. Inilah yang seharusnya dilakukan, sebab ada kecenderungan Al Qur`an saat hanya sebagai pajangan dan hiasan, Oleh karenanya, berbahagialah orang orang yang akrab dan bersahabat dengan Al Qur`an, hingga curhatannya di tumpahkan melalui Al Qur`an, dan mendapat solusi melalui perantaraan Al Qur`an, semoga kita menjadi orang orang yang beruntung dengan Al Qur`an. Amin.

Dengan diadakannya MTQ tahun 2022 ini di UIN Sumatera Utara akan menjadi penegasan bahwa civitas akademika UIN Sumatera Utara memerankan diri secara aktif  melakukan pengembangan keilmuan yang intgratif dengan perkembangan masa dan zaman. Senada dengan me-martabatkan masyarakat Sumatera Utara, maka kampus –UIN Sumatera Utara- hadir untuk berkolaborasi dengan pemerintah mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang rahmatan lil alamin dan bermartabat. Selamat melaksanakan MTQ ke XXXVIII Tk Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022. ***

(Source: Memasyarakatkan Alquran – GARDAMEDANNEWS)